Bisa Jadi Istiqomah Sholat Tahajud, Hajat Kita Belum Terkabulkan, Tetapi Bisa jadi Menambal Dosa Shalat Kita

 Bisa Jadi Istiqomah Sholat Tahajud, Hajat Kita Belum Terkabulkan, Tetapi Bisa jadi Menambal Dosa Shalat Kita

Sholat tahajud adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ibadah ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT, waktu terbaik untuk berdoa, serta amalan yang dicintai oleh Rasulullah ï·º. Namun, seringkali kita merasa kecewa ketika telah rutin melaksanakan tahajud, tetapi hajat-hajat yang kita panjatkan belum juga dikabulkan.
Padahal, bisa jadi tujuan Allah menetapkan kita istiqamah dalam tahajud bukan untuk langsung mengabulkan permohonan duniawi kita, tetapi karena Allah ingin menggunakan tahajud kita sebagai penambal dari kekurangan dalam ibadah wajib kita, terutama sholat fardhu.

Sholat Tahajud : Keutamaan dan Waktu Mustajab

Sholat tahajud dilakukan di tengah malam atau sepertiga malam terakhir, yaitu waktu yang sangat mulia di mana Allah SWT turun ke langit dunia dan mengabulkan doa-doa hamba-Nya yang tulus. Rasulullah ï·º bersabda : "Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun, keajaiban tahajud tidak selalu berupa terkabulnya keinginan duniawi. Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Bisa jadi, Allah menahan hajat kita karena ingin memberikan sesuatu yang lebih besar : pengampunan, kedekatan dengan-Nya, dan penyempurna amal ibadah kita yang mungkin penuh kekurangan.

Sholat Fardhu yang Tidak Sempurna

Kita semua tahu bahwa sholat lima waktu adalah tiang agama dan wajib hukumnya bagi setiap Muslim. Namun, jujur saja, siapa di antara kita yang yakin 100% bahwa sholat fardhu kita sudah benar-benar sempurna? Kadang kita lalai, terburu-buru, tidak khusyuk, atau bahkan terlambat.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ï·º bersabda : Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka beruntung dan sukseslah ia. Jika shalatnya rusak, maka kecewa dan merugilah ia. Jika terdapat kekurangan pada shalat wajibnya, Allah berfirman : Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah? Maka shalat sunnah tersebut akan digunakan untuk menyempurnakan kekurangan dari shalat wajibnya." (HR. Tirmidzi, no. 413; Ibnu Majah, no. 1425)
Dari hadits ini, kita bisa memahami bahwa sholat sunnah, termasuk tahajud, bisa menjadi penyempurna dari kekurangan dalam sholat wajib kita. Maka, meskipun hajat belum dikabulkan, bisa jadi Allah telah menerima sholat tahajud kita sebagai penambal dari cacatnya sholat fardhu kita.

Contoh Teladan : Rasulullah ï·º dan Para Sahabat

Rasulullah ï·º adalah orang yang telah dijamin surga, tetapi beliau tetap melaksanakan sholat malam sampai kakinya bengkak. Ketika ditanya mengapa beliau melakukan itu, padahal dosanya telah diampuni, beliau menjawab : "Afala akunu ‘abdan syakûra?" "Tidakkah aku menjadi hamba yang bersyukur?" (HR. Bukhari dan Muslim)
Begitu juga para sahabat dan ulama salaf. Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu dikenal sebagai pemimpin yang tegas, tetapi malam-malamnya ia habiskan untuk menangis di hadapan Allah. Hasan al-Bashri, seorang ulama tabi’in, dikenal sangat istiqamah dalam tahajud hingga wajahnya memancarkan cahaya karena seringnya bermunajat di malam hari.

Makna yang Lebih Dalam: Tahajud Sebagai Bentuk Penghambaan

Ketika kita mulai memandang tahajud hanya sebagai alat untuk mendapat apa yang kita inginkan, kita bisa kecewa ketika keinginan itu tidak terpenuhi. Padahal, tahajud adalah bentuk penghambaan yang sejati. Ia adalah saat kita berduaan dengan Allah, menangis, memohon, dan merenung. Kadang Allah sengaja menunda keinginan kita, supaya kita terus datang kepada-Nya, supaya kita tidak hanya mengingat-Nya ketika sedang butuh saja.
Bisa jadi, Allah ingin kita mendapatkan pahala dari sabar dan istiqamah. Bisa jadi, Allah menjaga kita dari sesuatu yang tidak kita tahu berbahaya. Dan bisa jadi, tahajud kita sedang menambal cacatnya sholat wajib kita, yang kalau tidak ditambal bisa menggugurkan nilai ibadah kita secara keseluruhan.

Penutup : Terus Istiqamah, Jangan Berhenti

Jika kita sudah terbiasa tahajud, jangan berhenti hanya karena hajat belum terkabul. Mungkin bukan dunia yang sedang Allah perbaiki, tetapi akhirat kita. Mungkin bukan permintaan kita yang penting, tetapi hubungan kita dengan Allah yang lebih utama.
Rasulullah ï·º bersabda : "Ketahuilah bahwa pertolongan Allah itu datang bersama dengan kesabaran, jalan keluar datang bersama dengan kesempitan, dan sesudah kesulitan pasti ada kemudahan." (HR. Tirmidzi)
Mari kita jaga semangat tahajud kita. Jangan anggap tahajud hanya sebagai alat permintaan, tapi jadikan ia sebagai bukti cinta dan rindu kita kepada Allah. Karena dalam tahajud ada cahaya, ada pengampunan, ada kedekatan, dan ada pelengkap amal yang bisa menjadi penyelamat kita di hari penghisaban nanti.






This Is The Newest Post
Load comments

0 Comments